Tidak sedikit penulis yang menyatakan,
menulis itu gampang, menulis itu mudah,
bahkan semudah ketika makan dan minum.
Wajar kalau yang berbicara adalah seorang
yang berprofesi sebagai penulis. Ataupun
mereka yang sudah terbiasa menulis. Tetapi
bagi orang yang tak terbiasa menulis -
sejujurnya saya katakan,- menulis adalah
kegiatan yang agak sulit dimulai.
Pernyataan tersebut saya sampaikan saat
memberikan kuliah menulis di FKIP Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.
Akhir pekan yang lalu.
Saya lebih suka menggunakan kata
“mulai” ketimbang “melakukan”.
Sebab seseorang tak akan pernah bisa
menulis dan atau menjadi penulis jika tak
pernah bisa memulainya. Terlalu banyak
alasan untuk tidak mulai menulis ; tak ada
waktu luang, tak punya computer/laptop,
sering terganggu dengan suasana lingkungan
yang ramai (tidak kondusif), terlalu lelah
sehabis bekerja, dan segala macam alasan
yang diutarakan untuk membenarkan
ketidaksungguhannya untuk mulai menulis.
Mulai menulis merupakan syarat awal untuk
menjadi penulis. Itu yang sering saya
katakan teman-teman yang kerap
bertanya, bagaimana caranya agar bisa
menulis buku. Bagaimana mungkin kita bisa
mendapatkan apa yang kita inginkan jika kita
tak pernah memulainya.
Sebagai ilustrasi, saya ingin sekali menyeduh
secangkir kopi dengan air mendidih. Tetapi
saya masih disibukkan dengan berbalas
komentar di salah satu status facebook
sekaligus cuap-cuap di twitter. Keinginan itu
masih terbetik di kepala saya, namun karena
obrolan dengan teman di dunia maya makin
seru, saya hanya mendapatkan kopi secara
imajinatif. Saya tak pernah benar-benar
merasakan nikmatnya kopi yang diseduh
dengan air yang baru mendidih, karena saya
tak mau beranjak untuk mulai melakukan apa
yang saya inginkan. Saya hanya ingin tetapi
tak mau memulai.
Seperti itulah kira-kira orang yang hanya
ingin menjadi penulis. Ia bermimpi
mendapatkan royalti dari buku-bukunya,
bermimpi sedang menandatangani buku
karyanya di tengah kerumunan penggemar,
tetapi tak pernah benar-benar memulainya.
Cita-cita menjadi penulis hanya utopia,
khayalan saja.
Bagi orang yang seperti ini -tak pernah
memulai- hingga bertahun-tahun, saya
sarankan untuk melupakan saja impian
menjadi penulis. Lebih baik memilih pekerjaan
lain yang lebih produktif, ketimbang hanya
berkhayal saja. Itu adalah jalan terbaik
untuk berhenti berkhayal, karena lebih baik
melakukan hal-hal yang ril yang bisa
dilakukan ketimbang membayangkan sesuatu
yang tak pernah benar-benar bisa ia mulai.
Atau minimal, mengkhayalkan sesuatu yang
lain, yang amat mungkin untuk diwujudkan.
Jadi, mulailah menulis. Dimana saja, tulislah.
Di buku agenda, notes, hape, laptop,
komputer, bahkan tulislah dengan arang
sekalipun!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
dilarang menggunakan kata yg berbau PORNO , RASIS , dam SARA