Kamis, 21 Juli 2022

Salah

Aku mungkin salah, untuk menyuruhmu untuk menarik uang bela sungkawa di Angkatanmu. 
Aku mungkin salah, untuk mengajakmu makan siang di tempat makan warung besar. 
Aku mungkin salah, untuk merahasiakan rasa penasaranku terhadap wanita sepertimu. 
Aku mungkin salah, untuk menawarkanmu menonton bioskop berdua untuk pertama kali. 
Aku mungkin salah, untuk menawarkanmu ice cream kesukaanmu, dan mengantarkannya kerumahmu. 
Aku mungkin salah, untuk membuatmu sedih dan kecewa di foodcourt detos.
Aku mungkin salah, untuk mengawali topik "martabak" Kepadamu. 
Aku mungkin salah, untuk merahasiakan hubungan kita di kampus. 
Aku mungkin salah, untuk selalu menyuruhmu untuk jalan agak jauh agar terhindar dari teman kampus. 
Aku mungkin salah, untuk menjemputmu diam-diam dan berlagak menjadi gojek. 
Aku mungkin salah, untuk membeli styrofoam di warkop. 
Aku mungkin salah, untuk mengantarkanmu ke halte isiip ketemu dengan teman temanmu untuk pergi ke Jogja. 
Aku mungkin salah, untuk menyuruhmu menemuiku sampai jalan kaki dari rumah ke sebuah ruko dekat dengan jalan raya Bogor. 
Aku mungkin salah, untuk baru main kerumah pada saat itu. 
Aku mungkin salah, untuk mengantarkanmu dan memberikanmu kerja di stand topoki. 
Aku mungkin salah, ketika ku bekerja di kantor akuntan publik yang hanya temporary. 
Aku mungkin salah, ketika ku meninggalkanmu disaat sempro. 
Aku mungkin salah, membuka hubunganku denganmu di hari wisudaku. 
Aku mungkin salah, menyuruhmu datang kewisudaku bersama adel. 
Aku mungkin salah, terlilit hutang. 
Aku mungkin salah, mengajakmu untuk mengajakmu menonton konser. 
Aku mungkin salah, mengajakmu untuk pergi ke puncak. 
Aku mungkin salah, mengajakmu untuk merayakan tahun baru. 
Aku mungkin salah, untuk selalu memberimu ketupat dikala lebaran. 
Aku mungkin salah, selalu mengajakmu main hampir setiap hari. 
Aku mungkin salah,  untuk mengajarkanmu hal tidak baik. 
Aku mungkin salah, untuk selalu memaksakan kehendaku untuk membahagiakanmu disaat kamu tidak perlu. 
Aku mungkin salah, untuk memberikanmu kado kado. 
Aku mungkin salah, ketika aku memberikanmu hadiah. 
Aku mungkin salah, karena meminjam uangmu terlalu lama. 
Aku mungkin salah, untuk tidak mengajarkanmu terbuka. 
Aku mungkin salah, untuk menyeretkan hidupmu di lembah gelap bersama ku. 
Aku mungkin salah, tidak mendengarkan katamu dari awal. 
Aku mungkin salah, tidak taat agama dari awal. 
Aku mungkin salah, tidak kuat iman. 
Aku mungkin salah, selalu mengabaikan omonganmu. 
Aku mungkin salah, selalu menyepelekan segala hal. 
Aku mungkin salah, tidak becus mencari kerja. 
Aku mungkin salah, selalu mendengarkan orangtua. 
Aku mungkin salah, tidak menuruti nasihat. 
Aku mungkin salah, tidak bekerja sampai saat ini. 

Dari kemungkinan kesalahanku diatas, yang akhirnya menjadi perubah takdirku. Aku minta maaf. Tapi satu-satunya yang aku tau, satu satunya walaupun itu kesalahan tapi ku sangat bersyukur adalah. 

AKU TELAH MEMILIH KAMU SEBAGAI KEKASIH. 

Walau, mungkin. 

KAMU TELAH SALAH, MEMILIHKU SEBAGAI PENDAMPING. 

Ujung tanduk

Halo. 
Seseorang yang tak gemar membaca.
Entah tak tahu kenapa, walaupun saya tahu anda tidak suka membaca teks yang panjang, Walau aku tahu tulisan ini tidak akan terbaca olehmu. Tapi, entah mengapa ku ingin mencurahkan semuanya disini. Mungkin kamu tidak akan baca hari ini
Mungkin kamu tidak akan baca dekat-dekat ini
Mungkin kamu tidak akan membaca tulisan ini semuanya
Mungkin kamu tidak akan membaca tulisan ini, selamanya. 
Walau aku harap, kamu bisa meluangkan waktu dan membaca tulisan ini. 

20 Juli 2022.
Waktu dimana hari eksekusi itu terjadi
Waktu dimana semua perasaan akhirnya tercurahkan semua
Waktu dimana semua perasaan terpendam keluar dari permukaan
Waktu dimana aku, dan kamu. 
Entah akan jadi apa selanjutnya. 

Hal itu dimulai dengan aku, yang menanyakan keadaanmu, menanyakan perasaanmu, menanyakan tanggapanmu. 
Dan boom. Aku berasa di lemparkan bola meriam dengan jarak yang sangat dekat. 
Aku minta maaf, aku terlalu fokus untuk membahagiakanmu, tanpa mengetahui apa yang kamu tidak sukai. 
Aku minta maaf, aku sibuk mempersiapkan diri ku untuk selalu didekatmu hari ini, esok, atau lusa. Tanpa mempersiapkan Aku yang kamu butuhkan di masa depan. 
Entah darimana ku bisa memperbaikinya, yang ku tau. Hal ini sangat susah untuk diperbaiki. 
Jangankan diperbaiki, untuk mengembalikan kepercayaanmu pun menurut aku adalah hal yang mustahil. 

Tapi, aku belum cerita semuanya. Aku belum mencurahkan semuanya. 
Aku tau, kamu sangat kecewa denganku. 
Tapi, bagaimana bisa? Kamu meminta waktu untuk kita menjaga jarak. 
Bagaimana bisa? Kamu meminta waktu untuk sendiri? 
Bagaimana bisa? Ku yang saat ini butuh support darimu, agar tetap bisa survive malah dibatasi untuk bertemu? Atau sekedar chating? 

Aku tau, aku tidak bisa egois untuk memaksamu untuk selalu berada disampingku. 
Biar
Biar saja, hari ini kulalui sendiri. 
Biar saja, hari ini ku berjuang sendiri. 
Biar saja, hari ini ku merasakannya sendiri. 

Hari ini, hari Kamis. 
Iya :) hari dimana ku selalu mempersiapkan diri untuk lebih semangat. 
Semalam sebelum hari Kamis, ku sangat bersemangat untuk menyambut hari kamis. 
Karena, hari Kamis adalah hari dimana aku selalu mengantarkanmu pulang. 
Hari dimana, aku akhirnya bisa melepaskan rindu setelah terakhir bertemu di malam minggu. 
Hari dimana, aku akhirnya bisa menceritakan hari sebelumnya kepadamu. 
Hari dimana, aku akhirnya bisa mendengarkanmu cerita tentang keluh-kesahmu. 
Hari dimana, aku senang mendengarkan, berbicara, dan tertawa bersamamu. 

Hallo. 
Apakah kamu tidak merasakan hal yang sama denganku? 
Apakah rasa kecewa mu sampai sebegitunya menghalangiku untuk bertemu? 
Hari Kamis minggu ini, mungkin kita tidak bisa bertemu. 
Entah kenapa, ku merasa sangat sedih. Karena mungkin ku sebenarnya ingin mencurahkan hari yang berat tapi pada akhirnya tidak tercurahkan. 
Aku kangen, kita bercanda dimotor. 
Aku kangen, kamu menegur aku, jika aku marah kepada supir angkot atau pemotor lain. 
Aku kangen, kamu marah karena ku menghajar lubang. 
Aku kangen, ketika kita berdebat di persimpangan jalan margonda untuk lewat mana. 
Aku kangen, ketika aku menawarkan kamu mau makan apa. 
Aku kangen, ketika aku membelikan bapak ketoprak :) 
Aku kangen, ketika kamu jengkel ketika aku dengan besar kepala mau belikan sesuatu juga untuk adikmu, arip. 
Aku kangen. 

Walau kita belum sepenuhnya berpisah, tapi entah kenapa. Aku sebenarnya butuh kamu. 
Bisakah kamu untuk menurunkan emosimu? Meredam kecewamu?
Bisakah kamu untuk menemaniku seperti aku menemanimu disaat kamu berjuang mendapatkan kerja? 
Bisakah kamu untuk selalu menemaniku? Seperti aku yang selalu menemanimu disaat kamu sedih? 
Bisakah aku minta kamu untuk tidak memperlakukan ini? 
Aku tau, kamu sangat tersiksa batin, psikis, dan spikologi kamu. Tapi... 

AKU MAU, AKU YANG SELALU ADA DISETIAP LANGKAHMU. SEDIH, SENANG, TERTAWA, DUKA, ATAUPUN KECEWA. 
KARENA AKU, SAYANG. 

ILYSM EL! 

Berat

Kamis, 21 Juli 2022.
Mungkin hari puncak overthinking selama Hampir 26 tahun saya hidup. 
Hari yang dimana saya berpikir, apakah hari ini akan terjadi sesuatu? 
Apakah hari ini akan berubah dari sebelumnya? 
Apakah hari ini akan ada kabar baik? 
Apakah hari ini malah akan ada kabar buruk? 
Apakah hari ini saya akan tetap hidup? 
Apakah saya bisa melewati hari ini? 
Apakah saya sanggup melalui hari yang sangat memberatkan yang dimulai dengan hari ini? 
Apakah kehidupan baru yang akan menanti saya hari ini? 
Apakah hari ini adalah akhir dari segalanya? 
Apakah hari ini akan menjadi langkah awal untuk masa depan? 
Apakah hari ini, saya masih diberikan waktu untuk selalu berjuang?
Apakah hari ini, saya akan mendapatkan sesosok yang akan menyemangati saya? 
Apakah hari ini, saya akan ditinggalkan oleh seseorang yang sudah kecewa dengan saya? 
Apakah hari ini bisa saya lalui? 
Apakah hari ini, perasaanmu sama dengan yang sebelumnya? 
Apakah hari ini, menjadi puncak overthinking ku untuk selamanya?